Rabu, 25 Maret 2009
Kemaren
Wah...Kemaren tuh Asyik Banget...Kampanye Partai Keadilan Sejahtera di hadiri hampir 100 ribu massa (maaf ya klo salah, soalnya ga ngitung cuma ditaksir-taksir aje). Kita di kepanduan harus kerja keras he..he..Mudah-mudahan tambah semangat lagi. Allahu akbar
Minggu, 08 Maret 2009
Ketika

Ketika kubuka mata, ada diri-Mu yang menantiku dalam sepiku
Derap-derap cinta kau buka untukku malam ini
lewat tahajudku yang sepi
lewat air mata penyesalanku yang menganak bermuara
Adakah sedikit duka itu terhempas
dalam altar cinta-Mu untukku?
Kusapa Kau kembali malam ini
lewat gerimis yang Engkau kirimkan
Jumat, 06 Maret 2009
Peperangan Kita dan Peperangan Mereka


Genderang perang telah kita tabuh. Panji-panji musuh telah ada di hadapan kita. Kekuatan juga telah kita coba persiapkan sedari awal. Peperangan ini begitu besar, sehingga harus menyita seluruh perhatian kita. Rasanya berat, menyiapkan bekal dari kondisi yang tidak menentu dan dari pilihan-pilihan yang serba sulit. Kita terlalu kecil, untuk tujuan yang besar. Kita terlalu sedikit untuk sebuah kemenangan yang mulia. Musuh-musuh kita jauh lebih besar dari sebelumnya. Kita harus berperang dengan kekuatn yang tidak berimbang.
Namun kita belajar banyak hal dalam peperangan kali ini. Jumlah bukan ukuran kekuatan. Seringkali golongan yang sedikit mengalahkan golongan yang banyak. Walaupun kita tidak menafikan hitungan matematis dalam tiap pertempuran itu. Sejarah telah membuktikannya. Perang Badar. Jumlah mereka sedikit, 314 orang mukmin yang akan bertempur melawan 1000 orang kafir. Namun mereka berhasil memenangkan peperangan itu dengan gemilang. Perang Khandaq. Peperangan besar dengan kadar payah yang amat sangat. Begitu indahnya diceritakan dalam sejarah. Tapi generasi-generasi itu begitu tangguh mengukir sejarah-sejarah keemenangan. Dari merekalah juga kita belajar untuk berani mencita-citakan kemenangan.
Peperangan mereka adalah darah, pedang, panah dan airmata. Perang kita tenaga, waktu dan doa. Perang mereka adalh gemerincing pedang beradu, perisai dan kepul debu Hunain. Perang kita adalah peperangan dalam medan politik, dan kita menyebutnya jihad siyasi. Mungkin jauh berbeda. Tapi esensinya sama. Dari peperangan ini kita di uji. Dari peperangan ini kita juga belajar tentang kesetiaan. Tidak ada baiat yang kita ucapkan, tetapi keteguhan yang akan kita dendangkan. Banyak yang lari sebelum pertempuran ini dimulai, banyak juga yang akan berjatuhan dalam peperangan ini. Perang adalah ujian keikhlasan dalam perjuangan. Bahwa hanya orang-orang yang kuat dan sabar yang akan diberikan kemenangn oleh Allah. Hanya orang-orang yang setia lah yang layak memimpin negeri ini. Dan pastikan kita ada dalam barisan orang-orang itu. Semoga.
Pahlawan Itu Bernama Ahmad Yasin

Ia pemuda biasa yang tidak seperti kebanyakan pemuda di zamannya. Matanya tajam terhunus penuh visi pembebasan. Pembebasan tanah airnya tercinta, Palestina. Tanah yang telah lama dicaplok Yahudi. Ia pemuda yang punya visi dan semangat yang besar. Ia adalah pemuda yang rela mengorbankan apapun yang ia miliki demi lkehormatan negaranya. Perkenalkan nama pemuda itu….Ahmad Yasin.
Di sebuah mukhayam pemuda yang diadakan di tepi pantai Gaza, pemuda-pemuda itu saling berlomba sebelum penutupan kegiatan itu. Berlomba ketahanan fisik untuk berdiri dengan kepala. Lihatlah pemuda itu, ia tetap berdiri dengan kokoh di atas kepalanya sambil tetap memaksakan senyumya. Para sahabatnya dibuatnya terpana dengan ketahannan fisiknya yang luar biasa. Namun akhirnya ia jatuh dan itu membuatnya lumpuh untuk selama-lamanya. Namun semangatnya tidak pernah lumpuh bersama fisiknya yang harus di papah dengan kursi roda. Matanya masih tetap menyala dengan semangat pembebasan. Perkenalkan nama pemuda itu….Ahmad Yasin.
Semangatnya untuk terus melakukn perbaikan di negerinya membuat ia menjadi seorang guru. Semangatnya mengalir ditiap kata-katanya yang terbata-bata. Membakar jiwa-jiwa muda mulia. Kekuatan jiwanya begitu besar, membuat setiap kata-katanya menggelora. Membangkitkan semangat perlawanan. Perlawanan yang mereka mulai dari bebatuan. Yang pada akhirnya menjadi sebuah kekuatan besar yang diperhitungkan dunia. Yang membuat kerongkongan-kerongkongan Bangsa Yahudi menjadi sesak. Dan terus mengalir bersama gerakan Harakatut Muqawwamah al Islamiyah (HAMAS) di Palestina. Dialah pahlawan itu. Pahlawan dari kursi roda. Dan perkenalkan namanya….Ahmad Yasin.
Langganan:
Postingan (Atom)