Jumat, 06 Maret 2009
Peperangan Kita dan Peperangan Mereka
Genderang perang telah kita tabuh. Panji-panji musuh telah ada di hadapan kita. Kekuatan juga telah kita coba persiapkan sedari awal. Peperangan ini begitu besar, sehingga harus menyita seluruh perhatian kita. Rasanya berat, menyiapkan bekal dari kondisi yang tidak menentu dan dari pilihan-pilihan yang serba sulit. Kita terlalu kecil, untuk tujuan yang besar. Kita terlalu sedikit untuk sebuah kemenangan yang mulia. Musuh-musuh kita jauh lebih besar dari sebelumnya. Kita harus berperang dengan kekuatn yang tidak berimbang.
Namun kita belajar banyak hal dalam peperangan kali ini. Jumlah bukan ukuran kekuatan. Seringkali golongan yang sedikit mengalahkan golongan yang banyak. Walaupun kita tidak menafikan hitungan matematis dalam tiap pertempuran itu. Sejarah telah membuktikannya. Perang Badar. Jumlah mereka sedikit, 314 orang mukmin yang akan bertempur melawan 1000 orang kafir. Namun mereka berhasil memenangkan peperangan itu dengan gemilang. Perang Khandaq. Peperangan besar dengan kadar payah yang amat sangat. Begitu indahnya diceritakan dalam sejarah. Tapi generasi-generasi itu begitu tangguh mengukir sejarah-sejarah keemenangan. Dari merekalah juga kita belajar untuk berani mencita-citakan kemenangan.
Peperangan mereka adalah darah, pedang, panah dan airmata. Perang kita tenaga, waktu dan doa. Perang mereka adalh gemerincing pedang beradu, perisai dan kepul debu Hunain. Perang kita adalah peperangan dalam medan politik, dan kita menyebutnya jihad siyasi. Mungkin jauh berbeda. Tapi esensinya sama. Dari peperangan ini kita di uji. Dari peperangan ini kita juga belajar tentang kesetiaan. Tidak ada baiat yang kita ucapkan, tetapi keteguhan yang akan kita dendangkan. Banyak yang lari sebelum pertempuran ini dimulai, banyak juga yang akan berjatuhan dalam peperangan ini. Perang adalah ujian keikhlasan dalam perjuangan. Bahwa hanya orang-orang yang kuat dan sabar yang akan diberikan kemenangn oleh Allah. Hanya orang-orang yang setia lah yang layak memimpin negeri ini. Dan pastikan kita ada dalam barisan orang-orang itu. Semoga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar