Get your own layouts & more at Blixy.com :).

Kamis, 05 Maret 2009

Maaf, Jika Kami Berbeda (Catatan Seorang Kader)


Assalaamu’alaikum wr. wb.

Maaf, kami bukan partai murahan seperti itu. Sebelum jadi partai pun kami

sudah aktif dalam aksi-aksi kemanusiaan, apalagi untuk Palestina. Jauh

sebelum itu, para qiyadah kami sudah menggadai nyawa demi Palestina. Bagi

kami, Al-Quds bukan di seberang lautan, melainkan sejarak uluran tangan.

Memang hanya sedikit yang bisa kami lakukan, namun Allah Maha Teliti

perhitungan- Nya.


Maaf, seandainya yang kami lakukan tempo hari itu dianggap kampanye. Jika

kampanye adalah berkumpul, hura-hura, bersorak-sorai, sambil mengenakan

atribut partai, maka kami bukanlah partai yang menggantungkan diri pada hal

tersebut. Kami hanyalah sekelompok hamba Allah yang sederhana dan mudah

dikenali. Jangankan dengan atribut partai, tanpa atribut pun biasanya orang

mudah mengenali kami.


Kata Al-Qur’an, tidak ada shibghah yang lebih kental daripada shibghah

Allah. Sudah pernahkah Anda mendengar kata ini? Jika kaus putih Anda

berwarna merah setelah dicelup dalam cairan pewarna merah, itulah shibghah.

Iman memang letaknya di dalam hati, namun tak mungkin sepenuhnya

disembunyikan. Adakalanya hati ini bangkit ‘izzah-nya dan meluap-luap

sampai orang-orang bisa melihatnya dari sorot mata, gurat senyum, dan tangan

yang terkepal.

Maaf, kami memang tak pernah mementingkan atribut. Atribut apa pun yang

dipakai, orang bilang kami ini begitu mudah dikenali. Kami hanya berdoa,

itulah shibghah Allah; yang lebih kentara warnanya daripada warna-warni

lainnya.


Kami sadar bahwa kami hidup di tengah-tengah peradaban yang begitu

mementingkan atribut. Dengan atribut pun media massa masih tidak adil

terhadap umat Islam; seolah-olah umat ini tak pernah memeras keringat demi

negara. Masih ada saja yang bilang, “Buat apa mengurusi Palestina,

sementara negeri sendiri ditelantarkan? ” Sebagian diantara kami

berkesimpulan bahwa inilah yang terjadi jika atribut ditanggalkan.

Orang tidak tahu (atau pura-pura tidak tahu) bahwa kami pun ikut menyumbang negeri ini dengan darah, keringat, dan air mata. Oleh karena itu, kami pun tak berani meremehkan atribut.

Maaf, pikiran kami tak pernah sampai ke tempat yang Anda-Anda bicarakan.

Beberapa hari sebelum aksi itu, SMS bertebaran. Salah satu SMS yang kami

terima berbunyi : “Kerahkan semua tenaga demi Palestina! Sumbangkan waktu,

tenaga, suara dan hartamu untuk jihad! Ikutilah aksi demonstrasi mendukung

Palestina, dari Bundaran HI sampai Kedubes Amerika pada 02/01/09! Kenakan

atribut partai, tunjukkan bahwa kader PKS bulat suaranya mendukung

saudara-saudara kita di Palestina!” Sebagian SMS yang lain nadanya lebih

formil, namun kurang lebih seperti itu. Tak sekalipun terdengar seruan

untuk mendulang suara dari melayangnya nyawa para syuhada di Palestina.

Tak ada secuil pun usaha untuk menarik simpati masyarakat kepada PKS. Semua orang tahu siapa kami, dan semua orang tahu bagaimana sikap kami terhadap Palestina.

Kami tidak pernah merasa perlu melakukan kampanye dengan cara begini.

Maaf, jika definisi “partai politik” dalam benak Anda berbeda dengan kami.


Hemat kami, parpol hanyalah satu dari sekian banyak sarana yang dapat

digunakan, mulai dari memberantas korupsi, menyusun regulasi, mendukung

agenda pengentasan kemiskinan, sampai advokasi terhadap perjuangan rakyat

Palestina. Partai kami tidak banyak duit, sehingga kami tidak bisa

mendulang suara dengan cepat lewat jalur money politic. Kami tidak

menjanjikan uang atau nasi bungkus kepada kader-kader kami untuk berkumpul di sekitar Bundaran HI.

Mereka datang jauh-jauh dari Depok, Bogor , bahkan Cimahi dan Majalengka, murni dengan biaya sendiri.

Mereka rogoh kantung sendiri untuk datang dan menunjukkan pada saudara-saudaranya di Palestina bahwa di negeri ini masih banyak yang peduli dengan nasib mereka.

Mereka bahkan diinstruksikan untuk membawa bekal sendiri, meskipun alhamdulillaah sebagian besar berhasil mengkoordinir konsumsi bersama.

Inilah ikatan yang lebih kuat daripada kewarganegaraan, ikatan perjanjian,

ataupun pertalian darah.

Aqidah-lah yang membuat mereka mengesampingkan semua agenda pada hari itu demi membela saudara-saudaranya yang mati dibunuh dan hidup ditindas. Aqidah-lah yang membuat jarak sebentang samudera

bagaikan hanya sejarak uluran tangan saja. Mereka adalah saudara-saudara

kami. Orang tua mereka adalah orang tua kami, dan anak-anak mereka adalah

anak-anak kami. Betapa pedih hati ini memikirkan penderitaan mereka, dan

betapa menderita hati kami karena begitu sedikitnya bantuan yang bisa kami

berikan.


Maaf, barangkali pikiran kami memang demikian terlena dengan korban yang

terus berjatuhan di Palestina. Ketika diminta berkumpul, kami pun menjawab

panggilan itu. Menggunakan atribut partai adalah refleks, karena memang

kami adalah kader partai. Banyak juga kader yang tidak punya atribut partai

dan datang seadanya. Tapi tak mengapa, karena memang kami tidak

mementingkan atribut. Itu hanya refleks semata, sekedar untuk menunjukkan

identitas. Memang pikiran kami terfokus penuh kepada Palestina, sehingga

lupa pada aturan Pemilu. Pasalnya, partai kami ini memang tidak hanya sibuk

menjelang Pemilu. Bagi kami, Pemilu hanyalah satu dari sekian banyak hal

dalam agenda partai. Kampanye kami tidak mesti dengan bendera dan

pengerahan massa , melainkan yang utama adalah dengan pemikiran dan prestasi.


Semua orang tahu siapa kami.

Maaf, saat itu kami memang tak pernah kepikiran tentang Pemilu. Bukan

sekali ini saja kami mengerahkan sekian ribu kader untuk mendukung

Palestina. Jika 7% pemilih pada tahun 2004 yang lalu memilih PKS, maka kami

ingin semua orang tahu bahwa yang 7% itu semuanya mendukung Palestina.

Itulah manfaat atribut bagi kami, lainnya tidak. Palestina menyita banyak

sekali ruang pikiran kami, sehingga perebutan suara di Pemilu esok hari

terlupakan begitu saja. Maaf jika hal ini barangkali sulit dipercaya, namun

demikianlah adanya. Anda tahu siapa kami.

Maaf, kebanyakan diantara kami memang tak bisa memberikan rumah bertingkat,

mobil mewah, atau sekolah keluar negeri bagi anak-anak dan istri kami.

Namun kami berusaha sebisanya untuk menjaga kehangatan keluarga. Kami ikat

keluarga kami, bukan hanya dengan ikatan keluarga, melainkan juga dengan

aqidah. Ayah, istri, dan anak-anak, semuanya turut mendukung dakwah.

Karena mendukung Palestina adalah tuntutan aqidah, maka kami tak sempat lagi

memikirkan Pemilu dan segenap aturannya. Mungkin jika Anda melepaskan

sejenak kacamata politik konvensional yang selalu Anda kenakan itu, Anda

akan paham apa yang kami jelaskan ini.


Maafkan pula jika reaksi kami berbeda dengan persangkaan orang banyak. Anda

punya kekuatan hukum dan politik untuk menjebloskan para qiyadah kami ke

penjara, tapi Anda takkan punya kuasa untuk memadamkan api dakwah. Anda

semestinya belajar dari Mesir, Turki, atau Palestina; negeri-negeri di mana

dakwah tidak pernah (dan takkan) punah. Kami bukan partai picisan yang

hilang akal jika qiyadah kami dipenjara atau dibunuh sekalipun, dan qiyadah

kami bukanlah aktifis kemarin sore yang terkencing-kencing ketakutan diancam dengan terali besi.

Buya Hamka, Sayyid Quthb, Ahmad Yassin dan banyak

mujahid lain telah mengikuti jejak Nabi Yusuf as. yang tak berhenti

berkembang dari balik jeruji. Jika Allah menghendaki para ulama untuk masuk

penjara, itu artinya mereka dipanggil untuk menyendiri bersama-Nya. Insya

Allah ketika sudah lulus dari ‘madrasah penjara’, mereka telah berkembang

menjadi pribadi yang jauh lebih perkasa dan jauh lebih menyeramkan di mata

musuh-musuh Allah.


Maaf, kami memang beda. Tapi kami meminta maaf bukan karena berbeda,

melainkan karena belum berhasil membuat Anda mengerti. Semua orang tahu

siapa kami. Anda pun pasti tahu. Adakalanya kami berbuat kesalahan, lupa

dan lalai, namun hal itu tentunya tak sampai membuat orang lupa siapa kami

ini sebenarnya. Kami takkan berhenti memperjuangkan apa yang selama ini kami perjuangkan, dan melawan apa yang selama ini kami lawan.

Namun kami janji, lain kali akan lebih waspada terhadap tipu daya.

wassalaamu’alaikum wr. wb.

Jikalau kami gugur syahid, dan anda sekalian terus diam membisu dan hanya menyaksikan saja, nantikan hari pembalasan. Kami akan tuntut dari Allah di atas kelembaban kalian semua. Kami tidak akan ridha terhadap kelesuan dan kebisuan anda semua. Kami tidak akan memaafkannya..Doa orang yang teraniaya amat makbul “Ya Allah!! Sebagaimana Engkau Pernah menghantar burung-burung ababil menghancurkan tentera bergajah Musyrikin, maka kami memohon kepada mu Ya Allah……. . turunkan lah bantuan mu kali ini kepada orang orang Islam di GAZA, hancurkanlah rejim zionis..aaamin. ..”

Catatan Kader Partai Keadilan Sejahtera

Tidak ada komentar: